Studi Ekskursi: MGMP IPS Kabupaten Tuban di Laboratorium Outdoor IPS Bokoharjo

Departemen Pendidikan IPS UNY menyelenggarakan kegiatan Studi Ekskursi bagi Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) IPS Kabupaten Tuban. Acara ini berlangsung selama dua hari dan didampingi langsung oleh para dosen Prodi Pendidikan IPS UNY. Rangkaian kegiatan bertujuan untuk memberikan wawasan lapangan yang lebih mendalam, sekaligus memacu kreativitas peserta dalam menelusuri potensi penelitian sejarah dan sosial di kawasan sekitar Yogyakarta.

Kegiatan hari pertama dimulai dengan kunjungan para guru ke Laboratorium Outdoor IPS yang terletak di Desa Bokoharjo. Kemudian, acara dibuka di halaman terbuka laboratorium dengan saling berjabat tangan antara para dosen dengan guru-guru peserta kegiatan, serta dibantu oleh beberapa mahasiswa dari prodi pendidikan IPS dalam pengoptimalan jalannya acara. Dalam suasana penuh antusiasme, peserta diajak mengikuti serangkaian fun game yang dipandu oleh tim dari dosen, dengan tujuan memperkuat kekompakan dan memupuk rasa kebersamaan antara guru dan dosen pendamping. Setelah fun game selesai, lalu diakhiri dengan ISHOMA, rombongan lanjut beranjak menuju Candi Banyunibo yang terletak tidak jauh dari laboratorium outdoor. Di situs candi ini, dosen pendamping bertugas sebagai tour guide yang menjelaskan secara komprehensif kepada para peserta mengenai riwayat pembangunan, arsitektur, nilai-nilai sosial budaya yang terkandung dalam relief dan struktur candi. Penjelasan disajikan dengan pendekatan penelitian lapangan, sehingga para guru peserta dapat melihat langsung potensi Banyunibo sebagai bahan penelitian atau studi kasus.

Pada sore harinya, rombongan melanjutkan studi ke objek wisata sejarah Keraton Ratu Boko, yang juga masih terletak di sekitar wilayah Bokoharjo. Kegiatan di Ratu Boko kurang lebih serupa seperti saat di Banyunibo, para dosen pendamping bertindak sebagai tour guide, memberi informasi mengenai kesejarahan situs, aspek-aspek sosial-politik pada masa kerajaan, dan kaitannya dengan perkembangan masyarakat setempat. Lewat pendekatan storytelling, para dosen menanamkan pemahaman bagaimana nilai historis Keraton Ratu Boko kini relevan bagi pelajaran IPS. 

Memasuki hari kedua, rangkaian kegiatan ditutup dengan sesi materi di Ballroom Hotel Universitas Negeri Yogyakarta. Beberapa dosen prodi pendidikan IPS memaparkan topik yang berbeda untuk para peserta catat pada kertas yang sudah disediakan. Suasana ruangan diwarnai dengan dialog interaktif antara dosen dan guru peserta, di mana antusiasme terlihat jelas pada saat sesi tanya jawab oleh peserta dengan dosen. Foto bersama pun dilakukan dengan seluruh dosen dan peserta kegiatan sebagai penutup acara yang telah dilakukan selama 2 hari tersebut. (MFAD)